Budaya Etika
Bali | 06 – 07 Februari 2014 | Rp 6.600.000
Surabaya | 06 – 07 Februari 2014 | Rp 4.675.000
Yogyakarta | 06 – 07 Februari 2014 | Rp 6.050.000
Batam | 04 – 05 Maret 2014 | Rp 6.600.000
Bandung | 04 – 05 Maret 2014 | Rp 4.675.000
Balikpapan | 04-05 Maret 2014 | Rp 6.600.000
PENGANTAR
Pada saat ini topik tentang pengembangan budaya etika menjadi pembicaraan di kalangan para pemimpin perusahaan kelas dunia baik di Amerika maupun Eropa. Tujuan pengembangan budaya etika adalah meningkatkan kualitas kecerdasan emosional, spiritual dan budaya yang diperlukan oleh setiap pemimpin bisnis sehingga dapat memperlancar proses pengelolaan bisnis yang digeluti. Oleh karena itu mereka meyakini bahwa hanya budaya etikalah yang dapat menyelamatkan bisnis mereka di masa depan. Hal ini muncul dari hikmah atas peristiwa krisis ekonomi dan keuangan dunia yang berawal di Amerika dimana penyebab utama dari peristiwa tersebut adalah tidak berjalannya etika bisnis dengan dukungan manajemen risiko yang kuat. Para ahli manajemen beranggapan bahwa krisis terjadi akibat beberapa perusahaan tidak menerapkan prinsip- prinsip GCG dengan baik dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dari peristiwa krisis itulah maka pada saat ini para pemain bisnis global semakin menyadari pentingnya mengembangkan budaya etika berbasis prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai perusahaan.
Dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya budaya etika oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia terkemuka di Amerika dan Eropa, maka pada saat ini di belahan dunia lain banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan budaya etika yang dianggap sebagai penyelamat bisnis mereka di masa depan. Gejala ini sangat menarik, mengingat penerapan GCG dan nilai-nilai perusahaan dalam dunia bisnis masih merupakan merupakan hal yang baru, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri tampaknya belum terdengar adanya upaya pengembangan budaya etika. Namun seperti biasanya apabila di luar negeri upaya tersebut semakin santer terdengar baru orang-orang Indonesia memikirkan untuk mengembangkannya. Penulis memperkirakan sekitar lima sampai septuluh tahun lagi budaya etika baru akan menjadi suatu isu atau trend dalam bidang manajemen di Indonesia. Mengapa? Karena di masa depan akan banyak perusahaan di Indonesia yang berniat menjadi perusahaan kelas dunia.
TUJUAN
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengembangkan budaya perusahaan kepada peserta pelatihan
- Memberikan rekomendasi dalam pembuatan kebijakan pengembangan budaya perusahaan dan pemecahan masalah yang terkait dengan upaya cara pengembangan budaya perusahaan
METODE PELATIHAN
- Ceramah
- Diskusi
- Games
- Tugas Individual dan Kelompok
WAKTU: 2 x 8 jam
SIAPA YANG PERLU MENGIKUTI
Untuk dapat membangun budaya etika yang adaptif selayaknya yang mengikuti pelatihan ini adalah semua pimpinan dalam organisasi serta para konsultan dan akademisi yang berperan dalam pemecahan masalah organisasi dan perusahaan.
Outline :
- Definisi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Budaya Etika
- Model Dan Langkah-langkah Pengembangan Budaya Etika
- Langkah 1: Menetapkan Nilai-nilai Bisnis
- Langkah 2: Membangun Nilai Model: Menerjemahkan Prinsip – Prinsip GCG dan Nilai-nilai Budaya Antam Ke Dalam Standar Etika
- Langkah 3: Mengkomunikasikan Nilai-nilai Yang Dianut
- Langkah 4: Membangun Sistem Untuk Menanamkan dan Menerapkan Nilai-nilai
- Langkah 5: Membangun Sistem Pemantauan Perilaku Etis
- Langkah 6: Memantau Perilaku Compliance
- Langkah 7: Mereview Langkah-langkah 1 – 7
- Langkah 8: Menyempurnakan Nilai-nilai Secara Reguler
Workshop Leader :
Hendra Kusnoto
Training Fee
Bali & Batam
- Rp 5.250.000 – Group
- Rp 5.500.000 – Early Bird
- Rp 6.000.000 – On The Spot
- Rp 6.600.000 – Full Fare
Yogyakarta
- Rp 4.750.000 – Group
- Rp 5.000.000 – Early Bird
- Rp 5.500.000 – On The Spot
- Rp 6.050.000 – Full Fare
Bandung & Surabaya
- Rp 3.500.000 – Group
- Rp 3.750.000 – Early Bird
- Rp 4.250.000 – On The Spot
- Rp 4.675.000 – Full Fare