Building Ethical Culture
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 26 – 27 Maret 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 16 – 17 April 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 30 – 31 Mei 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 28 – 29 Juni 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 30 – 31 Juli 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 06 – 07 Agustus 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 27 – 28 September 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 24 – 25 Oktober 2012 | Rp. 3.000.000,
Hotel Harris Tebet / Hotel Ibis Tamarin, Jakarta | 13 – 14 Desember 2012 | Rp. 3.000.000,
TRAINING DESCRIPTION
Pada saat ini topik tentang pengembangan budaya etika menjadi pembicaraan di kalangan para pemimpin perusahaan kelas dunia baik di Amerika maupun Eropa. Tujuan pengembangan budaya etika adalah meningkatkan kualitas kecerdasan emosional, spiritual dan budaya yang diperlukan oleh setiap pemimpin bisnis sehingga dapat memperlancar proses pengelolaan bisnis yang digeluti. Oleh karena itu mereka meyakini bahwa hanya budaya etikalah yang dapat menyelamatkan bisnis mereka di masa depan. Hal ini muncul dari hikmah atas peristiwa krisis ekonomi dan keuangan dunia yang berawal di Amerika dimana penyebab utama dari peristiwa tersebut adalah tidak berjalannya etika bisnis dengan dukungan manajemen risiko yang kuat. Para ahli manajemen beranggapan bahwa krisis terjadi akibat beberapa perusahaan tidak menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan baik dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dari peristiwa krisis itulah maka pada saat ini para pemain bisnis global semakin menyadari pentingnya mengembangkan budaya etika berbasis prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai perusahaan.
Dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya budaya etika oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia terkemuka di Amerika dan Eropa, maka pada saat ini di belahan dunia lain banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan budaya etika yang dianggap sebagai penyelamat bisnis mereka di masa depan. Gejala ini sangat menarik, mengingat penerapan GCG dan nilai-nilai perusahaan dalam dunia bisnis masih merupakan merupakan hal yang baru, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri tampaknya belum terdengar adanya upaya pengembangan budaya etika. Namun seperti biasanya apabila di luar negeri upaya tersebut semakin santer terdengar baru orang-orang Indonesia memikirkan untuk mengembangkannya. Penulis memperkirakan sekitar lima sampai septuluh tahun lagi budaya etika baru akan menjadi suatu isu atau trend dalam bidang manajemen di Indonesia. Mengapa? Karena di masa depan akan banyak perusahaan di Indonesia yang berniat menjadi perusahaan kelas dunia.
TUJUAN
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengembangkan budaya perusahaan kepada peserta pelatihan
- Memberikan rekomendasi dalam pembuatan kebijakan pengembangan budaya perusahaan dan pemecahan masalah yang terkait dengan upaya cara pengembangan budaya perusahaan
METODE PELATIHAN
- Ceramah
- Diskusi
- Games
- Tugas Individual dan Kelompok
Siapa Yang Perlu Mengikuti?
Untuk dapat membangun budaya etika yang adaptif selayaknya yang mengikuti pelatihan ini adalah semua pimpinan dalam organisasi serta para konsultan dan akademisi yang berperan dalam pemecahan masalah organisasi dan perusahaan.
Materi Training :
Hari I
Waktu | Materi | P I C | Keterangan |
8.00 – 8. 30 | Pendaftaran | Panitia | |
9.00 – 10. 00 | Definisi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Budaya Etika | Hendra Kusnoto | |
10.00 – 10.15 | Istirahat | Panitia | |
10.15 – 12.00 | Model Dan Langkah-langkah Pengembangan Budaya Etika | Hendra Kusnoto | |
12.00 – 13.00 | Istirahat | Panitia | |
13.00 – 15.00 | Langkah 1 & 2: Menetapkan Nilai-nilai Bisnis & Membangun Nilai Model – Menerjemahkan Prinsip-Prinsip GCG dan Nilai-nilai Budaya | Hendra Kusnoto | |
15.00 – 15.15 | Istirahat | Panitia | |
15.15 – 17.00 | Langkah 3 & 4:Mengkomunikasikan Nilai-nilai Yang Dianut & Membangun Sistem Untuk Menanamkan &
Menerapkan Nilai-nilai |
Hendra Kusnoto |
Hari II
Waktu | Materi | P I C | Keterangan |
9.00 – 10. 00 | Langkah 5 & 6: Membangun Sistem Pemantauan Perilaku Etis & Memantau Perilaku Compliance | Hendra Kusnoto | |
10.00 – 10.15 | Istirahat | Panitia | |
10.15 – 12.00 | Langkah 7: Mereview Langkah-langkah 1 – 7 | Hendra Kusnoto | |
12.00 – 13.00 | Istirahat | Panitia | |
13.00 – 15.00 | Langkah 8: Menyempurnakan Nilai-nilai Secara Reguler | Hendra Kusnoto | |
15.00 – 15.15 | Istirahat | Panitia | |
15.15 – 16.00 | Studi Kasus Budaya Etika PGN | Hendra Kusnoto | |
16.00 – 17.00 | Studi Kasus Budaya Etika Antam | Hendra Kusnoto |
Trainer
HENDRA KUSNOTO
Hendra Kusnoto adalah lulusan dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1984. Pada tahun 1986 ia melanjutkan studi di Fakultas Pasca Sarjana UGM. Pada tahun 1986, beliau juga bergabung dengan Universitas Persada Indonesia YAI dan mendirikan Fakultas Psikologi swasta pertama di Indonesia. Ia juga sempat menjadi dekan dan mengajar di fakultas YAI pada tahun 1987 sampai 1989. Pada masa itu beliau termasuk dekan termuda di Indonesia. Selama mengajar, beliau mempelajari ilmu manajemen bisnis secara otodidak. Pada tahun 1989 yang bersangkutan bekerja di PT Antam. Di perusahaan ini beliau aktif dalam bidang sumber daya manusia. Pada tahun 1996 beliau studi di Business Administration and Management di Melbourne University, Australia. Sekembalinya dari studi di Australia beliau menulis buku berdasarkan hasil penelitian di perusahaan-perusahaan yang ada di Australia. Buku tersebut berjudul Praktek Manajemen Terbaik di Dunia dan diterbitkan oleh Gramedia.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajemen bisnis dan sumber daya manusia, pada tahun 1996 , beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota tim IPO (inital public offering) untuk mempersiapkan PT Antam menjadi perusahaan publik terbaik di indonesia. Sejak saat itu beliau selalu terlibat dalam tim strategis baik dalam bidang pengembangan usaha maupun sumber daya manusia. Karena hobi belajarnya tidak pernah berhenti, beliau mempelajari manajemen perubahan baik secara otodidak maupun pelatihan-pelatihan di dalam dan luar negeri. Walaupun beliau pernah studi di negeri kangguru, namun beliau merasa belum puas, sehingga pada tahun 1998 beliau belajar mengenai manajemen bisnis internasional di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya, Jakarta.
Sejak tahun 2006 beliau bergabung dengan beberapa perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang manajemen strategis, manajemen perubahan, good corporate governance dan manajemen sumber daya manusia, disamping itu beliau secara pribadi juga berperan sebagai advisor yang memberikan pelatihan dan konsultasi di beberapa perusahaan baik nasional maupun asing. Perusahaan-perusahaan yang pernah ditangania l. Jasa Marga, Jasa Raharja, PGN, PTPN IX, Swedish Match dan lain-lain. Di PT Antam Tbk sendiri, akhir-akhir ini beliau ditunjuk sebagai advisor direksi dalam bidang good corporate governance, manajemen transformasi dan sumber daya manusia.
Investasi :
- Rp. 3.000.000,-
- termasuk Souvenir, flask disk, materi hand-out dan CD modul, 2x coffee break, makan siang dan sertifikat)
Tempat :
- Hotel Harris Tebet, Jakarta Selatan
- Hotel Park lane, Jakarta Selatan