PANDEMIC PREPAREDNESS UNTUK DUNIA BISNIS DI INDONESIA
Swiss-Belhotel/Hotel Harris, Jakarta * | February 13th – 14th 2012 | Rp. 3.250.000, – (Full Fare)
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setidaknya ada satu kabar baik dan empat kabar buruk tentang virus H5N1 atau lebih populer disebut sebagai virus flu burung. Virus H5N1 adalah penyakit pada unggas yang disebarkan oleh itik liar (wild waterfowl) yang tahan terhadap virus tersebut. Mengikuti pola migrasinya, itik-itik liar menjadikan dirinya sebagai inang (carrier) virus H5N1 dari daratan Asia ke wilayah Asia Tenggara dan pada gilirannya, menginfeksi unggas ternak manusia di wilayah yang menjadi lintasan terbangnya. Kabar baiknya, virus tersebut saat ini diketahui hanya menular langsung dari unggas yang terinfeksi ke manusia. Dengan demikian ancaman tersebut masih terbatas pada orang-orang yang dalam kesehariannya memiliki interaksi tinggi dengan unggas.
Kabar buruknya adalah, pertama, virus H5N1 memiliki strain (galur) ganas. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, virus H5N1 dari galur ganas diketahui mampu menular dari unggas ke manusia dengan tingkat kematian (case fatality rate/CFR) yang tinggi yakni diatas 60%. Artinya dari 100 orang yang terinfeksi virus tersebut, 60 orang diantaranya nyaris dapat dipastikan akan meninggal.
Kabar buruk kedua, sementara ahli genetika berpendapat bahwa virus H5N1 merupakan salah satu varian virus yang sangat mudah mengalami rekombinasi genetik (genetic reassortment). Inilah titik kritis ancaman tersebut : rekombinasi genetik (genetic reassortment) antara virus influenza burung dan virus influenza manusia. Rekombinasi genetik ini dapat terjadi melalui hewan perantara – semisal babi – atau langsung didalam diri manusia ketika terinfeksi oleh keduanya pada saat bersamaan.
Kabar buruk ketiga, apabila benar-benar terjadi rekombinasi genetik, boleh jadi akan muncul subtipe baru yang telah berubah sifat sehingga mampu menembus hambatan species – artinya memiliki keganasan/daya bunuh yang sama namun mampu menular antar manusia. Pada saat itulah kemungkinan pandemi bisa terjadi.
Kabar buruk keempat, seiring dengan penetapan WHO terhadap pandemi virus H1N1 yang diyakini mampu menular antar manusia, sangat dikhawatirkan terjadi genetic reassortment antara virus H1N1 dengan H5N1 di Indonesia. Jika prediksi ini terjadi, Indonesia harus menghadapi sebuah ancaman nasional dalam bentuk baru yang memiliki dampak sangat serius.
B. URGENSI PANDEMIC PREPAREDNESS PLAN DI DUNIA BISNIS
Bagi para pelaku usaha, pandemi merupakan salah satu bentuk ancaman langsung terhadap bisnisnya. Menurut estimasi Komite Nasional Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI), dalam situasi pandemi, tingkat kemangkiran karyawan akan sangat tinggi yakni mencapai 40 persen. Jumlah tersebut akan melumpuhkan sebagian terbesar industri manufaktur di Indonesia.
Di sisi lain, lokasi kerja merupakan tempat berkumpulnya karyawan yang berasal dari berbagai tempat. Dengan demikian, lokasi kerja merupakan salah satu tempat ideal penularan virus. Seorang karyawan yang terinfeksi dan berdomisili di daerah A, di tempat kerjanya akan menulari karyawan lain yang pada gilirannya membawa pulang virus tersebut ke rumahnya masing-masing. Hal yang sama berlaku pula bagi aktor-aktor lain; semisal tamu perusahaan, karyawan dari perusahaan pemasok yang membawa kiriman logistik untuk perusahaan dan karyawan kontraktor.
Melihat besarnya ancaman pandemi terhadap kelangsungan suatu usaha, tidaklah mengherankan jika Manajemen perusahaan-perusahan di Indonesia perlu menyiapkan Pandemic Preparedness Plan untuk merespon situasi terburuk, yakni terjadinya pandemi deadly flu di Indonesia.
Outline :
- Pengenalan Pandemi Influenza (presentasi, pemutaran film, tanya-jawab).
- Anatomi Dampak Pandemi Influenza pada Sektor Bisnis
- Road Map Pandemic Preparedness Plan
- Pandemic Security Risk Assessment
- Praktek Penyusunan Pandemic Preparedness Plan
Note :
- Peserta harap membawa business process chart/business process map perusahaan masing-masing.
- Peserta harap membawa laptop.
Workshop Leader :
HARYOKO R. WIRJOSOETOMO
Berlatar pendidikan profesionalpsikologi industri (UGM), telah ber-pengalaman 20 tahun dalam menggeluti dunia konsultan security, safety dan anti fraud. Client yang pernah ditangani diantaranya PT. Bimantara Citra, Tbk.,PT. Steady Safe, Tbk., PT. Sari Husada, Tbk., PT. Bank Central Asia, Tbk., PT. Industri Gelas (Persero) dan client-client lain yang tidak dapat disebutkan karena terikat pakta konfidensialitas.
Fee:
- Rp. 2.750.000, – (Registration 3 person/more; payment before February 6th, 2012)
- Rp. 2.950.000, – (Reg before January 30th, 2012; payment before February 6th, 2012)
- Rp. 3.250.000, – (Full Fare)