PERSIAPAN PURNAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
Bandung | Rabu-Jumat, 25-27 April 2012 | Rp 7.000.000/peserta
Bandung | Rabu-Jumat, 27-29 Juni 2012 | Rp 7.000.000/peserta
Bandung | Kamis-Sabtu, 23-25 Agustus 2012 | Rp 7.000.000/peserta
Bandung | Rabu-Jumat, 10-12 Oktober 2012 | Rp 7.000.000/peserta
Bandung | Kamis-Sabtu, 27-29 Desember 2012 | Rp 7.000.000/peserta
ABSTRACT
Masa pensiun/purnakarya bagi sebagian orang diidentikkan dengan kevakuman, kurangnya aktivitas, masa untuk beristirahat, bahkan pada saat memasuki usia pensiun banyak yang mengalami ketidaknyamanan hidup, frustasi, psikis yang menurun dan sebagainya. Pada kenyataan justru sebaliknya. Masa purnakarya memberikan peluang yang luas untuk merealisasikan obsesi-obsesi yang mungkin terpendam di alam bawah sadar dikarenakan di masa aktif, waktu untuk merealisasikan tidak ada karena padatnya jam kerja di perusahaan. Bahkan banyak yang berhasil melakukan aktualisasi diri diberbagai bidang kehidupan setelah pensiun.
Masa purnakarya sebaiknya disambut dengan antusias sebagai pintu gerbang untuk memasuki lingkungan yang lebih beragam dan penuh tantangan dan rintangan. Tetapi semuanya itu perlu adanya suatu persiapan yang matang dalam menghadapi bahkan mengelola peluang yang menjadi obsesi yang terpendam selama ini. Sehingga nantinya bagi orang yang ingin memasuki purnakarya dapat mengahadapi semua tantangan menjadi suatu peluang bahkan keberhasilan yang terbaik dalam hidup dan pengabdian terhadap masyarakat.
Persoalan purnakarya merupakan tanggung jawab individu dan perusahaan atau instansi tempat bekerja. Sebagai perusahaan atau instansi yang mempunyai pandangan yang komprehensif terhadap kebutuhan staf dan karyawan berkenaan dengan persiapan masa purna karya, perusahaan dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perkembangan fisik, mental, sipiritual, maupun jiwa enteprenurship karyawan dengan berbagai kebijakan yang mendukung.
Perubahan Sikap Mental dan Cara Berfikir
Para calon purnakarya pada umumnya merupakan “pegawai” dari suatu lembaga yang sudah “mapan”. Segala kegiatan yang dikerjakan sehari-hari senantiasa mengacu pada ketentuan berikut petunjuk pelaksanaan (juklak) yang sudah baku. Bahkan tidak jarang, inisiatif dan kreasi terpaksa “dipendam” karena juklak telah tersedia kendati banyak perubahan telah terjadi di lapangan yang menyebabkan juklak tidak lagi konteksual untuk diterapkan.
Sementara itu, dunia usaha membutuhkan sikap dan pola pikir entrepreneur yang menuntut para pelakunya senantiasa aktif dan berinisiatif untuk mencari peluang, cepat dan berani dalam mengambil keputusan serta berani bertindak sebagai risk taker (pengambil risiko). Untuk memasuki dunia usaha para calon purnakarya dari setiap perusahaan maupun instansi diharapkan dapat berupaya merubah sikap dan pola pikirnya.
Untuk dapat merubah sikap dan pola pikir , menurut Johann Window, perlu ditempuh langkah-langkah sebagi berkut:
- Persepsi diri
- Evaluasi Diri :
- Citra Diri
- Konsep Diri
- Harga Diri
- Percaya dIri
Pada pelatihan ini, kita tidak menuntut adanya perubahan sikap yang drastis atau sering disebut mental change atau mental switch , tetapi lebih diharapkan perubahan secara bertahap (step by step)
Meminimalkan Resiko
Kemampuan pemikiran yang masih enerjik membuat seseorang pada masa purna karya melakukan gagasan-gagasan yang dianggap too challenging (menantang). Dalam masa purnakarya, informasi yang tidak lengkap dalam menyusun gagasan usaha yang digeluti dapat mengundang risiko yang sangat tinggi. Seringkali untuk kompensasi pengakuan diri yang hilang pada masa purnakarya, seseorang mencoba gagasan baru yang sebenarnya disebut-sebut sebagai gagasan terlalu berani., sebutan terlalu berani biasanya diberikan setelah menghadapi resiko fatal.
Usaha Kecil dan Menengah
Para calon purnakarya untuk tahap awal disarankan atau lebih tepat mengelola usaha dengan skala kecil s/d menengah. Hal ini bukan berarti mengecilkan atau bahkan menaifkan kemampuan para pensiunan, tetapi kenyataan membuktikan usaha kecil dan menengah ini relatif tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan iklim perekonomian yang seringkali tidak dapat diprediksi sebelumnya. Disamping itu juga telah terbukti disaat badai krisis melanda, tidak sedikit usaha kecil dan menengah yang tetap tegak berdiri bahkan beberapa ada yang mampu mencetak prestasi yang mencengangkan. Usaha-usaha yang berorientasi ekspor kebanyakan justru dilakukan persahaan-perusahaan skala kecil dan menengah.
COURSE CONTENT
- Persiapan Masa Pensiun dan Manajemen Diri untuk Meraih Prestasi : Kajian Psikologi
- Instruktur : Mustaqfirin, S.Psi., M.Si
- Manajemen Kesehatan : Kesehatan & Vitalitas Tubuh di Masa Purna karya.
- Instruktur: dr. H. Bambang Djarwoto (Praktisi Kesehatan dan Konsultan Perusahaan)
- Manajemen Keuangan
- Strategi Menghadapi Masa Purna Karya
- Risk Management and Business Planning
- Instruktur: Dr. Baldric Siregar, MBA, Akt (Pakar Keuangan dan Praktisi)
- Kewirausahaan:
- Bagaimana Membentuk Pribadi yang Entrepreneurship dan Mewujudkannya.
- Simulasi Penjurusan Minat dan Bakat Kewirausahaan
- Instruktur: Dr. Abidarin Rosyidi, S.E., MMA (Praktisi Bisnis dan Konsultan Perusahaan)
WHO WILL BENEFIT/PARTICIPANT
staf dan karyawan yang akan segera memasuki masa purnabakti (pensiun) bersama istri/suami masing-masing.
Waktu dan tempat:
- Bandung
- Rabu-Jumat, 25-27 April 2012
- Rabu-Jumat, 27-29 Juni 2012
- Kamis-Sabtu, 23-25 Agustus 2012
- Rabu-Jumat, 10-12 Oktober 2012
- Kamis-Sabtu, 27-29 Desember 2012
- 08.00– 16.00 WIB
Investasi:
Biaya pelatihan sebesar Rp 7.000.000/peserta Non residensial
Fasilitas:
- Meeting room hotel (***)
- Training Kit ( Tas seminar, ATK, Handout)
- Coffee Break & Lunch
- Special Dinner in the Last Day
- Sertifikat
- Exclusive Souvenir