Reputation Management
Five Star Hotels, Jakarta | 28 – 29 January 2015 | Rp. 6.600.000,-
PENDAHULUAN
Kita semua memaklumi bahwa usaha organisasi komersial, pabrik atau perusahaan harus berjalan bersama dengan “bank kepercayaan”. Al Golin (2003) menulis dalam bukunya Trust or Consequences: Build Trust Today or Loose Your Market Tomorrow: “Sebagaimana anda tidak akan melanjutkan kehidupan anda tanpa asuransi kesehatan karena secara fisik anda sehat, anda seharusnya tidak akan pergi dari tempat anda berusaha karena organisasi itu tanpa suatu bank kepercayaan , jika karena organisasi tempat anda bekerja anda mempunyai nilai-nilai yang baik.” Apa yang dimaksud dengan “bank kepercayaan”? Kepercayaan pada organisasi/perusahaan merupakan salah satu faktor dalam membangun Reputasi. Tentu reputasi yang dikehendaki adalah reputasi baik. Bagaimana menimbulkan kepercayaan publik, public trust? Bagaimana mengelola public trust?
Jangan timbul kerancuaan antara kepercayaan public, citra perusahaan/organisasi dan reputasi. Apakah citra, image sesungguhnya? Dalam bukunya The Practice of Public Relations, Seitel menguip studi kasus suatu peusahaan di Amerika yang berhasil karena bertumpu pada image advertising, public relations dan public services. Hingga dewasa ini banyak organisasi/perusahaan sukses mengikuti strategi ini. Faktor-faktor tersebut akan kita pelajari yang akan membawa perushaah pada service excellence. Servicing ditegaskan sebagai ilmu yang harus dipraktekan sebagai Customer Relationship Management (CRM). Jelas dari sebutannya CRM bukan sekedar mengetahui dan memberikan pelayanan atau servicing, lebih dari itu konsepnya adalah relationship management, yaitu pengelolaan hubungan (baik) dengan customer, pembeli atau pelanggan, bahkan seharusnya lebih melebar lagi, dengan seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan perusahaan terkait.
Perkembangan dunia usaha berlanjut bahwa pemangku kepentingan harus sungguh-sungguh diperhatikan, dan hal ini dijalankan melalui konsep GCG (Good Corporate Governance) yang akarnya berasal dari pembinaan corporate culture atau budaya perusahaan. Orientasi GCG sebenanrnya kembali pada membina kepercayaan. Menurut Francis Fukuyama (1995) dalam bukunya Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity, yang dikutip oleh William J. Byron (2010) dalam bukunya The Power of Principles, kegiatan ekonomi menampilkan bagian yang menentukan dari kehidupan sosial. Salah satu pelajaran penting dari pengkajian kehidupan ekonomi adalah bahwa kesejahteraan suatu bangsa, yang dapat diterjemahkan dalam lingkup lebih kecil, kesejahteraan suatu perusahaan, sekaligus kemampuannya untuk bersaing, dikondisikan oleh sifat kultural pervasif yang tunggal: tingkat kepercayaan yang melekat di dalam masyarakat bangsa tersebut. Jadi dapat dikatakan sebagai tingkat kepercayaan yang melekat dalam perusahaan.
OUT-LINE TRAINING REPUTATION MANAGEMENT
- Membina dan mengelola memerlukan strategi; bahasan mengenai strategi dan taktik
- Strategi Membangun Public Trust, yang perlu terkontrol melalui Perception Audit
- Public Trust, Corporate Value; Corporate Value & Corporate Reputation
- Image, Reputation, Advertising dan Public Relations menunjang reputasi
- Customer Excellence to Customer Relationship Management that lead to Reputation
- Leadership & Public Trust to Corporate Reputation
- Corporate Culture & Public Trust that leads to Corporate Reputation
- Strategi menuju Good Corporate Governance (GCG), menghasilkan reputasi perusahaan
- Monitoring, Audit & Evaluation
METODOLOGY TRAINING :
Interactive, discussions, case studies, problem solving approach.
WORKSHOP LEADER :
Drs. Ludwig Suparmo, M.Si
Beliau memulai kariernya dari bawah, ketika berumur 20 tahun, sebagai detailer/promosi obat secara ilmiah, kemudian meningkat ke jenjang supervisor, field manager, commercial officer, manager periklanan dan manager komunikasi. Sejak 20 tahun terakhir menjadi konsultan komunikasi dan manajemen, trainer dan pengajar di beberapa institusi perguruan tinggi. Mendapat pendidikan dan pelatihan manajemen di Manila, Philippines, Presentation Skills dan Negotiation Skills di London, United Kingdom. Setelah terjun sebagai praktisi langsung, menyempatkan diri di hari tuanya menyelesaikan pendidikan Master (S2) dalam waktu 18 bulan dan lulus sebagai peserta terbaik.
Fee :
- Rp. 6000000,- (On The Spot, payment at the latest 28 Jan 2015)
- Rp. 6600000,- (Full fare)